Rasulullah saw
mengisyaratkan bahwa Agama (Islam)
seperti sebuah bangunan besar. Dan untuk memasuki dan mengenali (memahami) isi
dari bangunan besar tersebut butuh waktu dan proses yang panjang. Rasulullah saw
mengatakan lagi, masuklah ke dalam Agama secara perlahan, jika tidak akan
terpatahkan. Sangat penting untuk memahami Agama secara komprehensif, tidak
sepotong-potong dan secara utuh (kaffah).
Dan yang akan
memperkenalkan Ad-Diin (Agama) itu sendiri adalah Allah sendiri. Bukan ulama, bukan mursyid, bukan ustad dan bukan
orang lain. Tetapi Allah sendirilah yang akan memperkenalkannya kepada kita
semua yang benar-benar jujur dan tulus mengharapkan ridha-Nya semata-mata,
bukan untuk tujuan-tujuan tertentu. Hanya mengharapkan wajah Allah, tidak hal selain
Allah. Maka nanti secara perlahan akan dibukakan dengan sendirinya. Jika tujuan
kita benar-benar Allah semata maka akan dibukakan, tapi jika tujuan kita selain
Allah maka akan tersesat dan Allah-pun akan membiarkan kesesatan itu terjadi.
Ad-Diin itu sendiri
berkaitan dengan tiga hal, yakni:
1.
Tauhid. Erat kaitannya
dengan ilmu kalam dan dengan berbagai macam pula mazhabnya. Perkara tauhid itu
sendiri mengenai: mengesakan Tuhan, mentauhidkan Tuhan, mengahadkan Tuhan.
2.
Fiqh. Erat kaitannya
dengan perkara syariat lahir, seperti, tata cara shalat, puasa, dan lain-lain. Dan
dengan sekian banyak mazhabnya pula. Ada mazhab Syafi’i, mazhab Hambali, Maliki
dan ada juga Imam Mansyur.
3.
Tasawuf. Enaknya tasawuf
itu bebas dari mazhab. Terserah dari mazhab manapun bisa masuk ke tasawuf
asalkan sumbernya jelas.
Tiga
pilar Ad-Diin:
1.
Al-Islam. Terkait dengan
perkara syariat/fiqh.
2.
Al-Iman. Terkait dengan
perkara tauhid.
3.
Al-Ihsan. Terkait dengan
perkara tasawuf.
Tulisan ini akan saya tutup dengan kisah nyata yang bermuatan
hikmah ketika Jibril a.s bertemu dan bertatap muka dengan Rasulullah saw untuk
bertanya tentang tiga perkara. Kisah ini terdapat dalam hadist riwayat Muslim:
Ayahku Umar bin Khatab menceritakan kepadaku sebagai
berikut: Pada suatu hari ketika kami sedang berada di sisi Rasulullah saw, sekonyong-konyong
muncul di hadapan kami seorang laki-laki berpakaian sangat putih dan berambut
sangat hitam. Tidak terlihat padanya bekas perjalanan dan tidak seorang pun di antara
kami yang mengenalnya. Ia langsung duduk di dekat Nabi saw lalu menyandarkan
lututnya ke lutut Nabi saw dan
diletakkannya kedua telapak tangannya pada kedua pahanya. Dia berujar, “Ya
Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam”, jawab Nabi saw, “Islam adalah
mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad Rasulullah, yang kedua
mendirikan shalat, yang ketiga membayar zakat, yang keempat puasa ramadhan, dan
yang kelima haji ke baitullah jika engkau sanggup melaksanaknnya.” lalu orang
itu berkata, “Engkau benar.” Kata Ayahku, kami heran melihat orang itu, dia
yang bertanya tapi dia pula yang mengatakan benar, kemudian orang itu berkata
pula, “Terangkanlah kepadaku tentang Iman,
jawab Nabi saw, “Iman adalah, pertama iman kepada Allah, kedua iman
kepada malaikat Allah, ketiga iman kepada kitab-Nya, keempat iman kepada rasul-Nya,
kelima iman kepada qadar-Nya yang baik ataupun buruk.” kata orang tersebut, “Engkau
benar.” Kemudian orang itu berkata pula, “Terangkanlah kepadaku tentang Ihsan,”
jawab Nabi saw, “Ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
sekalipun engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu.” lalu katanya
pula, “Terangkanlah kepadaku tentang kiamat,” kata Muhammad saw, “Orang yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” orang itu berkata lagi, “Terangkanlah
kepadaku tanda-tandanya,” lalu Rasulullah saw menjawab, “Apabila hamba sahaya
perempuan telah melahirkan majikannya, dan apabila orang-orang dusun yang melarat
telah bermewah-mewah di gedung-gedung nan indah.” Lalu berkata Ayahku, kemudian
orang itu berlalu, tetapi tidak lama setelah itu Rasulullah saw bertanya
kepadaku, “Tahukah engkau siapakah gerangan yang bertanya itu? jawabku, “Allah
dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu.” Sabda Rasulullah saw, “Dia adalah Jibril, dia
datang kepadamu mengajarkan agamamu.”
( Disarikan dari kajian serambi suluk yang diampu oleh Zamzam AJT )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar