Jumat, 12 September 2014

SEKILAS MENGENAI PETUNJUK


Salah satu asma Allah adalah Al-Hadi (Yang Maha Menunjuki). Petunjuk ini merupakan faktor yang memilah manusia menjadi golongan yang beruntung dan yang merugi.

“Barangsiapa mendapat petunjuk Allah maka dialah yang menerima petunjuk (al-muhtadi), dan barangsiapa yang disesatkan Allah maka merekalah orang-orang yang merugi (al-khasirun).” (Al A’raf [7]: 178)

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS Al Baqarah [2]: 272)

“… sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang benar.” (QS Al Baqarah [2]: 120)

“…Barangsiapa mendapat petunjuk, maka sesungguhnya itu bagi kebaikan diri (nafs)-nya sendiri, dan barangsiapa sesat maka itu mencelakakan dirinya sendiri.” (QS Yunus [10]: 108)

“Dan barangsiapa ditunjuki Allah maka dialah al-muhtadi, dan barangsiapa Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong bagi mereka selain dari Dia.” (QS Al Isra’ [17]: 97)

Persoalan petunjuk ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan diwartakan untuk menjadi pegangan sedari awal sejarah manusia di Bumi, sebagaimana dijelaskan dalam ayat yang turun kepada penghulu manusia, Adam a.s. ini:

“Katakanlah, turunlah kalian berdua bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS Thaha [20]: 123)

“… barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula bersedih-hati.” (Al Baqarah [2]: 38)

“Mereka itulah yang tetap atasnya mendapat petunjuk dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al Baqarah [2]: 5)



--Alfathri Adlin--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar