Pada suatu hari, Rasulullaah SAW. berjalan-jalan bersama putri baginda, Sayyidatul Fatimah r.a.
Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terinjak pohon putri malu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan.
Fatimah mengatakan kepada ayahnya apalah gunanya pohon putri malu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah. Rasulullaah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahwasanya pohon putri malu itu sangat berkaitan erat dengan wanita.
Fatimah terkejut. Rasulullaah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pelajaran dari pohon putri malu ini dari 4 aspek.
Pertama, pohon putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).
Kedua, putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh karena itu, wanita perlu mempertahankan dan menjaga kehormatan diri sebagai seorang wanita muslimah.
Ketiga, putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkram bumi. Ini bermakna wanita sholihah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul ‘Alamin.
Dan keempat, putri malu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh karena itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar