Minggu, 31 Agustus 2014

Perempuan juli berparas puisi

Akhirnya kutuliskan juga puisi ini
Disuatu pagi di bulan juli
Untuk seorang perempuan berinisial, Li;
Yang lahir di bulan juli

Hari ini, juli, tujuh belas tahun silam, telah lahir seorang anak perempuan dari rahim kasih sayang, rahim seorang Ibu yang melahirkan penuh pesakitan, bersimbah darah, peluh, dan pekikan; serta tarikan napas yang tersengal, hanya untuk persalinan sang anak tersayang. Maka, dengan seizin Tuhan lahirlah ia di sertai tangisan, suka cita membahana, dan doa-doa telah menemui takdirnya. Hari itu juga rasa syukur dipanjatkan, seolah semesta ikut mengaminkan.

Waktu melesat begitu cepat, tak terperikan jika mata harus melihat, maka coba saja kau pejamkan mata, seperti seolah-olah kau tak sanggup membayangkannya, dan kau cukup mengamini saja apa yang sedang berdendang sahaja. Lalu ketika takdir mengasingkanmu ke sebuah dimensi yang tak kau kenali, dan kau seperti seolah memasuki panggung pertunjukkan, dengan tidak sekedar menontonnya kau telah mengambil keputusan tepat. Ya, kau ikut memainkannya, masalah sepenuh hati atau tidak itu hanya kau yang tahu, yang jelas pertunjukan itu sedang berlangsung, seorang dalang mengendalikan, kau di buatnya menari-nari seribu kali lebih sepi dari sepi itu sendiri. Dan kau bertanya, apa itu sepi? Puisi? Api? Matahari? Pelangi? Elegi? Dan terkadang kau tergugu sendiri sembari memeluk air mata seraya melayangkan luka ke angkasa. Lalu kau berdoa seolah-olah mencengkram cakrawala, dan Tuhan mendengar, kau nanar, mengais serpihan diri diantara jejak-jejak kaki sepi, lalu diam lagi, menyayat nadi sunyi dan menghantam tembok mimpi.

Perjalanan demi perjalanan telah kau tempuhi
Beraneka cuaca dan suasana menjadi warna
Dan semua itu menjadi saksi
Atas sebuah perjuangan hakiki

Belumlah waktunya mengukir kata usai
Perjalanan masihlah sangat panjang dan jauh dari kata selesai
Bisa jadi juga sangat pendek
Tapi semua tergantung diri sendiri
Sejauh mana kau mengenali diri

Pagi ini kutemui kau di bulan juli
Lewat sebuah puisi di ambang pagi
Yang ku selesaikan di penghujung pagi
Sebelum matahari membakar diri
Sebelum embun menguap lagi
Sebelum kabut mengasingkan ingatan ini

Selamat ulang tahun, Li;
Perempuan juli, berparas puisi
Terimalah puisi ini dengan senang hati
Assalamualaikum juli
Waalaikumsalam puisi
Tersenyumlah Li, perempuan juli berparas puisi

-------------------------------------------
Tanjung Pinang, 16 Juli 2014, by: Zindagi
-------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar