Jumat, 11 April 2014

Entahlah



Kau tak cantik memang, tapi aku berhak menyebutmu cantik bukan. Aku jatuh cinta pada senyumanmu, saat pertama kali melihat fotomu sambil membaca sebuah buku, mungkin itu foto memang disengaja, tapi akupun sengaja ingin melihatnya, dan sadar-sesadarnya aku mulai menyukaimu saat itu juga. Tapi, entahlah, mungkin ini terlalu cepat untuk menamainya sebagai perasaan cinta. Akupun tak berani menanggapi seperti itu. Kau tak cantik memang, tapi kau manis, bukan manis dikecup lidah, tapi manis dipandang mata dan diresap oleh lidah hati, jika hatipun punya lidah. Anggap saja seperti itu. Kau punya daya tarik tersendiri yang tak dimiliki wanita manapun. Dan aku seperti rela terhisap kedalam tarikan tersebut. Dan aku menikmati setiap ekstase dalam ketertarikan itu. Kau berhijab sempurna, memakai jilbab dan kerudung kepala rapat yang menutupi rambutmu hingga kedada. Setidaknya cara berhijabmu modis dan tidak mengkusutkan mataku, seperti perempuan-perempuan arab disana. Sudah jilbab dalam sangat, longgar, dan bahanpun gelap, tebal dan sangat tidak ada seninya. Apalagi yang pakai cadar, atau yang seperti di afganistan, tertutup semua dari ujung kaki hingga kepala, kepalanyapun tertutup seperti cadar pemain anggar. Dan kau pandai memadu-madankan warna antara jilbab dan kerudungmu. Dan aku suka itu. Itulah seni berpakaian dan itu tidak melanggar syariat islam. Dan satu lagi kau berprofesi sebagai tenaga pengajar. Aku suka. Tapi itu semua kan rasa suka dariku padamu, nah darimu kepadaku bagaimana? Entahlah. hmmm...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar