Jumat, 17 Oktober 2014

tersadar



lalu ku sadari, sang bulan mencibirku, para bintang mengejekku, langit malam seperti hendak menghimpitku. diatas peraduan ini, kekasih, kelambu-kelambu pengantin baru tak lagi merah muda menyala serupa mawar gairah meledak-ledak rasa, betapa tak lagi, jika hitam mendominasi langit kenyataan. apa gerangan jika para bidadari-bidadari surga bermuram durja, sang pelangi berurai air mata, rintik hujan serupa kerikil-kerikil tajam menusuk bekas-bekas luka. tanah jantung ini gersang kerontang, kebun hati tak lagi menumbuhkan bunga-bunga penghias surga jiwa. wahai bumi, karamlah bersama rindu dan dukaku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar