lalu ku sadari, sang bulan mencibirku, para bintang
mengejekku, langit malam seperti hendak menghimpitku. diatas peraduan ini,
kekasih, kelambu-kelambu pengantin baru tak lagi merah muda menyala serupa
mawar gairah meledak-ledak rasa, betapa tak lagi, jika hitam mendominasi langit
kenyataan. apa gerangan jika para bidadari-bidadari surga bermuram durja, sang
pelangi berurai air mata, rintik hujan serupa kerikil-kerikil tajam menusuk
bekas-bekas luka. tanah jantung ini gersang kerontang, kebun hati tak lagi menumbuhkan
bunga-bunga penghias surga jiwa. wahai bumi, karamlah bersama rindu dan dukaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar