Minggu, 07 April 2013

Cerpen "Sebuah Jeda"

“Bram. Kenapa kau menatapku seperti itu?” Tanya helena membuyarkan tatapanku, sambil melambaikan tangganya kearahku. Lesung pipinya merekah.
“Ah tidak.” timpalku menggelengkan kepala, serta tersenyum canggung.

Sejenak keheningan mengambil tempat. Beriringan dgn permainan biola pemuda berdasi kupu2 tsb.

“Malam ini kau terlihat sangat cantik, helena.” ucapku memutus keheningan antara kami. Helena mengangkat kepalanya, membalas tatapanku. Senyumnya merekah. Lesung pipinya seakan merona.
“Terima kasih atas pujiannya, Bram. Dan kau pun terlihat lebih tampan malam ini bram. Aku wanita paling beruntung sedunia bisa menghabiskan malam ini berdua denganmu. disini. Ditempat pertama kali kita bertemu.” balas helena menggodaku.

Sekarang giliran aku dibuat kikuk oleh ucapannya. Lihatlah bulan diatas sana, ia tersenyum lembut seakan tahu apa isi hati kami berdua. Begitu juga bintang2, saling mendelik satu sama lain. Seolah mereka cemburu pada tatapanku mesra kami berdua.

*pot percakapan. -jeda-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar