Sabtu, 15 Juni 2013
Sebuah pencarian
Aku butuh seorang guru yang nyata dikehidupanku. Aku perlu seorang guru. Banyak hal yang ingin aku pelajari, aku tanyakan dan aku ketahui tentang hakikat diri ini. Sampai detik ini aku masih belum bisa memahami apa , seperti apa, bagaimana hakikat dibalik tubuh kasat ini. Aku masih saja bertanya-tanya, meraba-raba dikedalaman yang sesungguhnya gelap dan aku sendiri hampir tidak bisa merabanya. Berpuluh-puluh artikel telah aku baca, tentang semua yang berkaitan dengan diri, syari’at,hakikat, dan ma’rifat. Namun semua itu gagal membuat aku paham dan mengerti. Justru semakin aku banyak artikel yang aku baca, malah semakin membuat aku bingung, karena setiap artikel yang berbeda ditulis oleh orang yang berbeda-beda pula, baik secara pemahaman, hakikat dan maknanya. Tapi tujuan mereka tetap sama, meski ditempuh dengan jalan yang berbeda-beda pula, mungkin karena guru mereka berlainan juga. Sedikit banyaknya aku sudah kenyang dengan teorinya, tapi untuk praktek aku masih tak tahu harus mulai dari mana, melakukan apa dan harus bagaimana. Ingin rasanya punya seorang guru, seperti alm Buya Hamka, Bung hatta, atau para insan lainnya yang sudah mencapai taraf ma’rifat. Aku ingin berguru, berkunjung kerumahnya, bertanya banyak hal, mendengarkan petuah-petuahnya, duduk takzim bercengkrama dengannya, dan mungkin bisa ngopi bareng kali ya. Tapi sungguh, dizaman sekarang tidak mudah untuk mencari atau mendapatkan seorang guru. Jikapun ada seorang guru, mereka juga tidak sembarangan menerima murid, karena ilmu mengenal diri itu sendiri sebenarnya bersifat rahasia dan tak sembarangan orang tahu. Jika tidak diajarkan dengan baik,benar dan sesuai dengan al-qur’an dan sunnah Rasul, niscaya hanya akan menimbulkan kesesatan yang membuat si murid akan jatuh kejurang kenistaan yang teramat dalam. Dan jika si murid pun tidak sanggup secara mental, dia bisa saja menjadi gila dan berhalusinasi sendiri seolah-olah dia bisa melihat Tuhan dan mengetahui akan rahasia-rahasia langit, semisal ajal, rejeki, dan jodoh. Sungguh itu kesesatan yang amat nyata telah di propagandakan oleh iblis dan cs nya. Ah .. tak apalah , mungkin saat ini ilmu itu belum jodoh dengan diriku. Aku harus terus berusaha, sabar dan tetap dijalur syari’at. Jangan sampai aku meninggalkannya.
Ya Rabb, tunjukkanlah hamba jalan lurus itu, jika tidak, sungguh hamba dalam kerugian yang besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar