Liang Rindu
Dalam malam yang mendekap sunyi
Saat bulan membentuk separuh purnama
Aku hanya butuh sendiri
Memeluk pekat bersama rindu yang membara
Didalam dada
Begitulah hari demi hariku
Penuh haru berkabung rindu
Hampir saja aku mengukir namamu diatas nisan kesepian
Hendak mengubur wajahmu disebuah kedalaman
Bernama : Liang rindu
Saga mataku menatap angkasa
Nanar mukaku terbakar
amarah
Api kebencian yang mulai menyala
Berharap mencakar setiap kali bayangmu datang menggeresah
Lantas membuatku resah
Oh … dewa dewi cinta
Beginikah nasib para pecinta cinta?
Ataukah engkau yang telah murka?
Jika iya, segeralah putuskan tali jantungku
Aku rela menukar segala kepedihan ini
Meskipun taruhannya adalah nyawaku sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar