Senin, 23 Juni 2014

ilusi

kala bulan kutatapi seperti seonggok bara, seolah-olah langit ingin mencair lalu melumuriku dengan bergelimang dosa. kemudian satu persatu sayap-sayap malaikat seperti hendak meranggas, lalu para bidadari berhenti tertawa sembari menulis puisi sakit hati, apakah ini namanya kiamat paling sepi, atau sepeninggal almarhum sunyi. dan semua serba tidak pasti. sepertinya kau dan harapan-harapanmu adalah sebatas ilusi dan jangan harap lebih dari ini, tetaplah diranah ilusi karena disanalah tempat kau bisa berdiam diri tanpa harus membenci sebuah kata pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar