Rabu, 20 Agustus 2014

Guncangan

kutelisikkan namamu kepada angin malam yang menghembus nakal
mungkin saja bisa tersangkut di antara jejaring laba-laba kelam
atau tersungkur di perempatan jalan
bahkan mungkin tersembunyi diantara selangkangan setan-setan napsu jahanam
dimana segala kemungkinan  menghasilkan guncangan
saat keperawanan begitu ngotot mempertanyakan keperjakaan
sebaliknya, kejantanan mulai enggan mempertanyakan keperawanan
adakah ia diantara jejal pertanyaan-pertanyaan yang mulai membosankan
apabila engkau tak lagi membutuhkan jawaban
ah, apa mungkin kau hanya butuh pertanggungjawaban?
tapi atas hal apa?
kesalahan siapa?
kita tak pernah berhubungan badan,
hanya sekali aku menggodamu waktu itu, bukan?
tapi kau malah memilih pergi dengan penjahat kelamin
hingga kau telat beberapa bulan
dan menuduh aku yang bukan-bukan ..

oh, Tuhan
hey, pantaskah aku memanggil Tuhan?
atas dosaku menggodamu waktu itu?
atau atas dosamu yang kau ukir diranjang kenikmatan bersama duda beranak enam?
oh tidak, jangan membatasi Tuhan dengan harga pantas atau tidak pantas
saat kepantasanmu membuatmu pongah diri
dan kala ketidakpantasanmu justru membuatmu merendahkan diri di hadapanNya
aku hanya manusia biasa, puan
sama seperti kau
surgamu adalah kenikmatanmu
seperti nerakaku adalah kepedihanku
mari sama-sama kita nikmati
sendiri-sendiri
selamat berpisah sampai disini!

(18 Agustus 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar