Rabu, 20 Agustus 2014

Sebilah Sepi

malam menghantui
pagi menakut-nakuti
seperti temaramnya matahari
kau seperti kabut pagi
ada tapi tak lagi jelas
dingin membelenggu akalku
gemeletuk gigi adalah gugur bunga
serupa embun cair di rerumputan kering
saat sebotol minyak ingin menjadi air
semua terasa getir
aku bersiap terjun dari ketinggian pelupuk mata indahmu
tanpa air matamu
aku telah jatuh kelubang kehampaan
inilah aku tanpa senyummu
tanpa sapamu
tanpa suaramu
adalah sebilah sepi
dari hari ke hari
tak lagi mampu ku nikmati.

(26 juni 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar