Istilah
Suluk berasal dari bahasa arab yakni “Salaka” yang artinya melintasi sesuatu
(tempat/negeri). Suluk sendiri artinya perjalanan. Dan yang melakukan
perjalanan (Suluk) itu disebut dengan “Salik” artinya pejalan. Istilah suluk
adalah bagian dari khazanah dunia tasawuf. Memang tidak terlalu banyak
tarikat-tarikat yang memakai istilah suluk dalam lingkup ketasawufannya. Contohnya
kepada salah seorang jamaah tarikat Syattariah saya pernah menyebut istilah suluk,
dan orang itu bilang jika dalam tarikatnya tidak mengenal istilah suluk. Tapi ada
beberapa tokoh dalam khazanah tasawuf yang mengenal istilah suluk, yakni
seperti Hamzah Fansuri.
Pertanyaannya,
jika Suluk adalah perjalanan, lalu siapa yang berjalan? Apanya yang berjalan? Ke
mana? Dan apa kendaraannya? Proses bersuluk sendiri bertujuan untuk mengenali
apa esensi dari diri yang sebenarnya. Kita ambil contoh seorang Imam Al-Ghazali
yang besar dan dikenal akan karya-karyanya yang abadi. Karya-karya dari Ghazali
sendiri adalah status dan pencapaian. Akan tetapi apa esensi dari seorang
Ghazali, apa yang membuat Ghazali bisa seperti itu, apakah alam pikirannya,
hatinya, batinnya, atau apanya yang membuat Ghazalai bisa mencapai sebuah
status lewat karya-karyanya yang mendunia.
Dan
di dalam proses bersuluklah akan dipelajari cara-cara ulama besar seperti
Ghazali meraih kemuliaan, dari mana memulainya, apa langkah-langkahnya, dan
kenapa mereka bisa jadi dikenal sebagai para hamba Allah yang sangat mencintai
Allah.
(Disarikan dari kajian serambi suluk oleh Zamzam ATJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar